Minggu, 02 Oktober 2011

Masalah organisasi

Dinamika Kelompok dalam Organisasi

Besar atau kecilnya jumlah kelompok dalam suatu organisasi tidak akan mempengaruhi terhadap organisasi kalau kelompok yang bersangkutan tidak dinamis. Tetapi ada kecenderungan bahwa semakin besar jumlah kelompok semakin sulit untuk berkomunikasi aktif di antara sesama anggotanya sehingga kelompok tersebut tidak aktif. Tetapi sebaliknya semakin kecil jumlah kelompok maka semakin mudah untuk berkomunikasi sesama mereka dan semakin dinamis pula kelompok tersebut.
Oleh sebab itu, di dalam organisasi yang perlu diperkirakan ialah dinamika kelompok ini karena setiap kelompok akan berusaha mencapai sasarannya sesuai dengan norma-norma kelompoknya. Dengan alat sosiometri seorang pimpinan dengan melihat bagaimana tingkah laku kelompok dalam unit organisasinya sehingga dia dapat memanfaatkan kelompok yang dinamis ini dengan mengarahkannya kepada pencapaian tujuan organisasi. Tetapi bagi pimpinan yang tidak dapat menyesuaikan kebijaksanaannya dengan perkembangan kelompok dalam unit organisasinya maka dinamika kelompok ini dapat menjurus kepada hal-hal yang negatif seperti merongrong organisasi sehingga tidak sukses mencapai tujuannya.



Konflik Kelompok

Teori lama memandang konflik antara keluarga harus dihindari karena akibatnya dapat menghancurkan organisasi. Pandangan yang demikian sejalan dengan pandangan Teori Klasik yang memandang organisasi itu harus stabil. Kalau organisasi stabil maka setiap masalah organisasi dapat diselesaikan oleh manajer sesuai dengan kedudukannya di dalam hierarki organisasi. Tetapi Teori Modern memandang konflik itu perlu diciptakan di dalam organisasi sehingga organisasi cepat berkembang dan dinamis. Pandangan yang demikian juga sejalan dengan pandangan modern yang menganggap organisasi harus berinteraksi dengan lingkungan yang selalu berubah-ubah. Dalam hal ini, di dalam organisasi akan selalu timbul konflik di antara kelompok-kelompok kerja dalam usahanya untuk menyelesaikan diri dengan lingkungannya.
Konflik antarkeluarga akan membuat organisasi berkembang secara dinamis asal di antara kelompok-kelompok yang berselisih masih tetap terjadi tukar-menukar informasi dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. Tetapi kalau tukar-menukar informasi tidak lagi terjadi maka konflik yang demikian perlu cepat diperbaiki supaya tidak sampai masing-masing keluarga berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi. Kalau setiap kelompok telah keluar dari koordinasi akibatnya organisasi dapat menjadi berantakan. Oleh sebab itu konflik dapat mengembangkan organisasi tetapi dalam batas-batas tertentu dapat pula menghancurkan organisasi.

Lingkungan Organisasi

Dalam keadaan dunia yang serba tergantung sekarang ini tidak mungkin lagi suatu organisasi mengucilkan dirinya dari lingkungan. Lingkungan selalu berubah-ubah dengan semakin modernnya dunia, dan pengaruhnya terhadap organisasi terjadi secara signifikan. Walaupun demikian masih ada organisasi yang stabil karena lingkungannya tidak berubah. Organisasi yang demikian disebut tertutup. Tetapi bagi organisasi yang lingkungannya selalu berubah maka organisasi harus terbuka supaya dia tidak ketinggalan zaman. Dalam hal ini organisasi akan menerima input secara terus-menerus dari lingkungan yang akan diprosesnya menjadi input. Sebaliknya organisasi akan menerima umpan balik dari lingkungan untuk selanjutnya akan memprosesnya sesuai dengan permintaan lingkungan yang selalu berubah-ubah tersebut.
Oleh sebab itu bagi organisasi yang lingkungannya berubah-ubah harus selalu berinteraksi dengan lingkungan supaya sukses mencapai sasarannya. Lingkungan itu ada yang bersifat umum yang mempengaruhi organisasi di mana pun berada dan lingkungan khusus yang mempengaruhi organisasi tertentu saja.

Tingkah Laku Individu dan Motivasinya

Tingkah laku individu adalah kombinasi dari faktor kepribadian dan lingkungan. Jadi terjadinya tingkah laku itu ada faktor yang menyebabkan yaitu faktor lingkungan yang disebut stimuli. Lalu diproses menjadi keinginan, kesukaan, atau ketidaksenangan terhadap stimuli yang diterima melalui komponen afeksi, kognisi, dan konasi sehingga individu memperoleh suatu makna dari stimuli yang diterimanya. Dari proses ini lahirlah pandangan atau sikapnya terhadap stimuli atau objek yang diterimanya itu. Pandangan atau sikap ini akan cepat keluar dengan didorong oleh faktor motivasi sehingga terjadilah tindakan atau tingkah laku individu. Oleh karena cara memproses stimuli berbeda-beda dan motivasi juga berbeda-beda maka akan melahirkan tingkah laku yang berbeda-beda pula. Hal inilah yang harus dipahami oleh pihak manajer sehingga sedapat mungkin dapat mengarahkan tingkah laku individu yang berbeda-beda dalam organisasinya.

Kepemimpinan sebagai Inti Manajemen

Kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain supaya mau mengikuti dan menjalankan apa yang telah diputuskan oleh organisasi. Yang dipengaruhi ialah tingkah laku para bawahan supaya menyatukan arah tindakannya kepada sasaran yang ingin dicapai. Peranan utama pemimpin ialah pengambilan keputusan. Model keputusan pimpinan itu bermacam-macam yaitu dapat berupa keputusan rasional, bounded rasionality, rasional komprehensif, incremental, dan Mix-Scanning. Model mana yang diikuti oleh seorang pemimpin tergantung pada situasi dan masalah yang dihadapi oleh organisasi.
 Di dalam organisasi setiap pejabat yang menduduki tingkat organisasi adalah pengambil keputusan. Dengan keputusan-keputusan yang diambilnya maka organisasi dapat digerakkan dengan cara kepemimpinan yang diterapkan. Oleh sebab itu kepemimpinan menjadi kunci keberhasilan organisasi.

  • Analisis Kebijaksanaan, yaitu menganalisis dan mendiagnosis tujuan (visi, misi) organisasi, serta kebijaksanaan, strategi dan taktik dalam mencapai tujuan tersebut;
  • Analisis Organisasi, yaitu mendiagnosis dan menganalisis tugas pokok, pengelompokan fungsi-fungsi, rentang kendali, dan lain-lain prinsip organisasi yang umumnya tertuang dalam struktur organisasi.
  • Analisis Jabatan, yaitu mendiagnosis dan menganalisis jabatan-jabatan dari segi uaraian tugasnya, bebannya, persyaratannya, kualifikasi pejabatnya, dan lain-lain.
  • Analisis Tatakerja, yaitu mendiagnosis dan menganalisis pedoman kerja, prosedur kerja, tata kerja, peralatan kerja, sistem pelaporan kerja,  dll.
 
Berdasarkan hasil-hasil analisis manjemen yang telah dilaksanakan, akan dapat dirumuskan dimana letak kesalahan (penyakitnya) atau masalahnya. Masalah-masalah yang ada/ditemukan kemudian diurutkan berdasarkan prioritasnya dengan menggunakan pohon masalah. Dalam hal ini diperlukan kemahiran dalam menggambarkan jaringan atau pohon masalah, sehingga benar-benar dapat dikenali akar masalahnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar